Mental health atau kesehatan kejiwaan seseorang mulai gencar dibahas ketika pandemi Covid 2019 lalu. Kini masyarakat semakin peduli dan menyadari bahwa kesehatan bukan hanya kondisi fisik saja, namun memperhatikan kondisi kejiwaan juga penting. Hingga sekarang masyarakat semakin perduli terhadap kesehatan mental. Banyak masyarakat juga yang membagi pengalaman mereka dalam menghadapi permasalahan ini. mulai dari apa yang diderita, permasalahan dan bagaimana menghadapinya. Masalah mental health pun marak ada di mana-mana, dapat diakses dengan mudah dan dipelajari kasus-kasusnya.
Sisi lain yang jarang diperhatikan masyarakat ialah pergeseran stigma dalam memandang masalah mental health ini. Sebagian kalangan problematic people atau kalangan orang-orang yang bermasalah, mereka menjadikan masalah mental illness, depresi, bipolar dan masalah mental lainnya sebagai kambing hitam penormalisasian akan permasalahan yang ia buat. Bahkan mereka mengglorifikasi keadaan mereka yang seolah-olah itu adalah yang baik dan normal padahal karena keadaan yang mereka alami padahal nyatanya itu bukanlah hal baik dan tetap harus diupayakan dalam kemajuan kesehatannya. Dalam glorifikasi atau membanggakan secara terus menerus seolah-olah ini hal yang menarik dan dapat ditiru. Kondisi inilah yang kemudian dinilai dengan beautifully painfull. Pergeseran stigma masyarakat inilah yang tadinya tidak terlalu perduli menjadi kepedulian meromantisasi dan seakan akan ini estetik dan menarik untuk dilakukan.
Mirisnya dengan banyaknya masyarakat yang aware terhadap masalah mental ini, semakin banyak pula yang mencari perhatian dan haus validasi dari masalah ini. Seringkali mereka memanipulasi perasaan seakan-akan seperti itu yang terjadi dan mengklaim bahwa dirinya mengalami gangguan mental dengan diagnosa sendiri atau self diagnosed. Para pengais perhatian ini pun kemudian berkompetisi agar terlihat seakan-akan mereka paling menyedihkan, paling terpuruk dan paling berusaha atas segala yang dilakukannya. Tentu saja hal seperti ini mengganggu interaksi social masyarakat. Mereka yang benar-benar berjuang akan kesehatan mentalnya menjadi semakin terkubur akan hadirnya masyarakat yang haus validasi.
Mental health merupakan hal yang harus terus diperjuangkan di setiap individunya. Dan masalah mental bukan aib bagi penderitanya. Namun problematic people yang mengkambinghitamkan atau bahkan mengais perhatian dari situasinya ialah orang yang tidak selayaknya berada di tengah masyarakat. Bunuh diri dan depresi seolah-olah mainan dan hanya menjadi bahan candaan, post sana sini seolah kasihan dan mencoba berjuang, nyatanya mereka hanyalah sampah masyarakat yang haus validasi untuk sekedar perhatian. Maka bijaklah dalam bersikap, setidaknya bila tidak mampu memanusiakan manusia lainnya maka manusiakanlah diri sendiri.
Mari tetap sehat di tengah kegilaan yang mengikat.
0 comments:
Post a Comment