Tepatnya tanggal 23 September 2022, Cimau melahirkan satu ekor anak yang diberi nama Cilung. Yap, Cimau adalah kucing lokal warna dominan hitam campur abu-abu bermotif. Cimau merupakan kucing jalanan yang diadopsi bulan Juni dan dikira masih kecil, tapi ternyata dia sudah hamidun satu bulan.
Selama masa hamil yang bisa dibilang 'tidak diketahui', Cimau bersikap sangat protektif menjaga anak dalam kandungannya itu. Cimau akan sangat marah jika ada yang menyentuh bagian perutnya, bahkan tidak segan-segan menyerang. Sikap protektif Cimau inilah yang awalnya membuat saya curiga dan akhirnya sadar kalo Cimau tengah mengandung anak.
Kemudian setelah lahiran, sikap menjaga Cimau terhadap anaknya bisa terlihat jelas. Saya sering tanpa sadar memperhatikan bagaimana cara Cimau merawat dan menjaga anaknya yang istilah sekarang disebut parenting.
Berikut, beberapa ilmu parenting yang saya dapat dari Cimau berdasarkan pengamatan saya.
1. Menjaga anak bukan mengekang anak.
Dalam beberapa kesempatan saya sering melihat Cilung nyungsep dan Cimau hanya turun memperhatikan anaknya dengan ketenangan ala kucing, lalu membiarkan anaknya menjelajahi kolong kasur, sela-sela lemari dan tempat-tempat yang menurut ilmu hemat saya 'sedikit' berbahaya. Cimau hanya mengawasi, kadang sesekali mengikuti Cilung dari belakang bagai ekor yang setia.
Istilah ini dalam ilmu parenting manusia di sebut eksplorasi, di mana orang tua akan membiarkan anaknya mempelajari hal baru, mengenai lingkungan, sehingga anak akan tumbuh menjadi anak yang tangguh, mandiri dan berani, tentunya tetap dalam pengawasan.
2. Memberikan ASI berkualitas.
Sehabis makan hal pertama yang Cimau lakukan setelah punya anak adalah menghampiri Cilung untuk menyusuinya.
Di lansir pada laman hellosehat, di website ini dijelaskan bahwa makan banyak bagi ibu menyusui sangat penting, karena makan akan mempengaruhi kualitas dan produksi ASI. Pada fase setelah makan, produksi ASI sedang meningkat dan itu baik untuk kesehatan si kecil.
Dari sini saya bisa menarik kesimpulan kenapa setiap selesai makan, Cimau akan menyuruh anaknya untuk menyusu.
3. Mengajarkan kebersihan sejak dini
Saya sering melihat Cimau 'memandikan' anaknya sampai dengan lima, enam atau tujuh kali dalam sehari, ala kucing. Meski dalam hal ini, apa yang Cimau lakukan tidak sepenuhnya bisa ditiru oleh manusia. Namun, Cimau telah memberi contoh pada Cilung untuk senantiasa menjaga kebersihannya.
Di lansir dari boldsky.com, menanamkan kesadaran akan kebersihan diri sejak dini sangatlah penting. Anak yang sedang dalam masa perkembangan, tentu saja akan banyak melakukan ‘petualangan kecil’ lalu pulang dalam keadaan kotor.
Namun, karena sudah terbiasa menjaga kebersihan diri, anak akan terdorong untuk senantiasa menjaga kebersihan dirinya dan lingkungan sekitar. Mengajarkan anak akan pentingnya menjaga kebersihan juga sangat menguntungkan untuk orang tua. Orang tua akan lebih hemat tenaga, karena menjaga kebersihan sudah menjadi sebuah kebiasaan si anak.
4. Memberi MPASI di waktu yang tepat.
Memasuki dua pekan, Cilung suka ingin meminta makanan yang diberikan pada Cimau. Namun, Cimau tidak memberikan makanan untuk anaknya. Kemudian saat usia Cilung menginjak satu bulan lebih, Cimau sendirilah yang malah membiarkan makannya dimakan oleh Cilung.
Rupanya hal ini dalam dunia manusia, dikenal MPASI, memberikan makanan pendamping ASI.
Dilansir dari kemkes. go.id, MPASI harus diberikan saat bayi sudah mulai membutuhkan energi, protein, dan zat besi yang tidak bisa didapat hanya dari ASI.
Jadi itulah ilmu parenting yang saya dapat dari Cimau. Cimau memang hanya seekor kucing, tapi dia menyadarkan saya akan satu hal. Hati seorang ibu, tetaplah ibu ... sekalipun dia hanya kucing yang memiliki keterbatasan akal.
0 comments:
Post a Comment