Hobi ... image hobi selalu lekat dengan rasa bahagia. Setiap membahas hobi semua orang akan menceritakannya dengan perasaan penuh kegembiraan, tidak hanya anak-anak bahkan orang dewasa sekali pun. Orang yang hobi bermain game sudah pasti betah menghabiskan berjam-jam waktunya untuk bermain game. Orang yang suka menulis, pasti dengan senang hati menulis cerpen, novel atau esai di sela-sela waktunya, seperti yang saya lakukan sekarang. Ada banyak pekerjaan yang seharusnya saya lakukan, tapi yang terjadi saya malah curi-curi waktu untuk mengetik tulisan ini. Yap, begitulah cara kerja hobi.
Hobi menurut KBBI merupakan segala sesuatu atau aktivitas kesenangan istimewa yang dilakukan pada waktu senggang. Hobi tidaklah sama dengan perkerjaan karena di dalam hobi tidak terdapat tujuan yang bisa di capai. Namun tidak jarang orang menjadikan hobi sebagai perkerjaaan. Banyak orang berpikir dengan menjadikan hobi sebagai pekerjaan, mereka bisa mendapatkan kesenangan berlipat. Menjadi bahagia karena menjalankan hobi dan mendapat uang untuk bertahan hidup. Terdengar sangat menarik bukan ? Seperti sekali mendayung lima pulau terlewati.
Hal itu pula yang mendorong saya yang memiliki hobi membaca dan menulis untuk terjun di plaftrom menulis online. Tidak tanggung-tanggung, dengan ilmu yang baru secuil, saya nekad menandatangani perkerjaan sebagi penulis tetap di salah satu platfrom menulis, yang hanya memiliki jatah libur dua hari dalam sebulan—eh, gak seserem itu sih sebenarnya, soalnya bisa milih kapan liburnya, cuma ya itu ... oke back to topic, jadi inti dari cerita di atas, saya merupakan praktisi atau 'oknum' yang menjadikan hobi sebagai perkerjaan. Setelah mendapatkan pengalaman ini, saya tidak menyarankan bagi kalian untuk menjadikan hobi sebagai perkerjaan. Kenapa?
Yuk, simak dua alasan yang mungkin akan kamu pertimbangkan untuk tidak menjadikan hobi sebagai perkerjaan.
1. Tekanan dalam perkerjaan.
Rasanya tidak ada perkerjaan tanpa tekanan. Tekanan dan perkerjaan seolah sejoli yang tak bisa terpisahkan kayak upil dan hidung, erat banget.Hobi yang dijadikan perkerjaan tentunya tidak akan bisa dilakukan seenak jidat sebagimana saat hobi hanya sebatas hobi.
Deadline dan target merupakan isi dari tekanan yang ada. Saat sebuah hobi dibenturkan dengan dua kombinasi itu, hobi tidak lagi semenarik bisanya. Hobi yang biasanya disertai dengan rasa puas dan bahagia, mendadak berubah menjadi penuh beban dan memuakkan. Alhasil, kita akan kehilangan gairah yang biasa kita dapatkan saat menjalankan hobi.
Saya sendiri mengalami hal yang serupa. Setiap hari saya dituntun untuk menulis dua ribu kata. Saya yang dulu sangat suka aktivitas menulis dan membaca, setelah terjun bebas—ini mah beneran bebas parah, menjadi penulis, malah kehilangan semangat itu. Rasanya saya ya sedikit ... muak melihat kata-kata. Saya mendadak membenci dua kegiatan ini. Setiap kali saya dihadapkan dengan dua hobi itu, yang terlintas dibenak saya adalah deadline dan jumlah target. Alhasil saat saya menjalani hobi saya, hobi itu malah terasa hampa.
2. Kehilangan hobi.
Ini kemungkinan fatal jika kalianenjadikan hobi sebagai perkerjaan. Masih terikat dengan poin pertama, setelah tidak merasakan gairah dalam menjalani hobi. Hobi yang dijadikan perkerjaan akan memberi sebuah sudut pandang baru. Jika dulu hobi dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan rasa puas, setelah dijadikan perkerjaan hobi akan terkontaminasi dengan definisi baru yaitu hobi hanyalah seperangkat alat untuk mencari cuan. Orang seolah 'tersadarkan' kalo hobinya sama sekali tidak menarik. Alhasil rasa cinta tulus pada hobi akan berkurang, bahkan bisa sampai hilang. Rasa cinta yang hilang membuat kita akan menjauh, lalu lama kelamaan memutuskan untuk meninggalkan hobi.
Padahal hobi itu ibarat pelibur lara saat suntuk dari segudang aktivitas yang ada. Banyak ilmu moderen yang mengungkapkan manfaat dari hobi antara lain, dapat mengurangi tingkat stres, mengembangkan kreativitas dan bisa juga untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Orang yang hidup tanpa hobi, seperti sayur tanpa garam, hambar. Sad.
Jadi itulah alasan kenapa saya tidak menyarankan kalian untuk menjadikan hobi sebagai pekerjaan. Namun semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Jika kalian memang menyukai hobi itu sebagai passion, maka jalani dengan hati yang yakin. Ingat, apa yang kamu pilih hari ini akan menentukan siapa kamu esok.
Okey, insyallah see you next time ...
0 comments:
Post a Comment